Rekontruksi Sarang Castor Canadensis Sebagai Bangunan Pemecah Gelombang
Daerah pesisir Yogyakarta termasuk perairan terbuka (open sea) dengan horizon pantai yang behadapan langsung dengan samudra Hindia yang memiliki karakteristik gelombang yang tiggi dan angin yang fluktuatif. Energi gelombang yang tinggi menimbulkan abrasi sehingga pemerintah pemerintah mengupayakan pembuatan alat pemecah gelombang. Namun kenyataannya dilapangan bangunan pemecah ombak ini sering menimbulkan masalah baru yaitu yaitu berupa keausan yang menimbulkan pendangkalan sehingga membutuhkan pengerukan secara periodik. Untuk itu diperlukan alternatif pemecahan masalah yang tepat berupa rekontruksi sarang berang-berang (Castor canandesis) sebagai sarana pemecah ombak yang ramah lingkungan.
Abrasi pantai di Jogya (Gb.Okezone) |
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana rekontruksi sarang berang-berang dan bahan yang tepat sebagai bangunan pemecah ombak dan bagaimana cara kerja/alat atau bangunan ini sehingga efektif untuk memecah ombak yang akhirnya dapat mengurangi abrasi dan ramah lingkungan
Hasil peelitian menunjukan bahwa rekontruksi sarang berang-berang yang berbentuk tripod dengan sudut kemiringan 45 derajat yang terbuat dari kayu ulin dengan massa jenis lebih yang lebih besar dari air laut efektif untuk banguna pemecah ombak yang ramah lingkungan. Terlihat bahwa bentuk tripod berdiri kokoh walau terhempas gelombang/ombak. Keunggulan dari kayu ulin dipilih sebagai bahan bangunan pemecah ombak karena memiliki sel-sel parenkim penyimpan lemak yang bersifat hidrofobik sehingga tahan terhadap air laut. Selain itu cara peletakan tripod dipantai juga berpengaruh terhadap kekuatan dan kestabilan yang pada akhirnya berpengaruh pada daya kikis pantai (abrasi).
Gb. Bear-tracker.com |
Berdasarkan hasil penelitian, peletakan 40 prototipe dengan cara berselang seling dan saling mengait rapat dengan kecepatan rata-rata dengan kecepatan rata-rata gelombang yang mengenai prototip sebesar 0,5957 m/s menimbulkan abrasi sebesar 0,59 cm. Sedangkan 24 prototipe yang tersusun secara teratur dalam dua lapis dengan kecepatan rata-rata gelombang yang mengenai prototip sebesar 0,5874 m/s menimbulkan abrasi sebesar 0,87 cm. Prototip yang berjumlah 23 buah yang disusun berlapis secaar acak saling mengait rapat dengan kecepatan 55,47 m/s menimbulkan brasi 0,83 cm. Berdasarkan hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin rapat susunan tripod maka akan semakin rendah daya dorong dan kecepatan air laut sehingga semain rendah nilai abrasinya
Kata Kunci : Rekontruksi sarang, Caston Canadensis, pemecah ombak
Oleh : Ditya Ramadhanti
SMA Negeri 1 Purworejo
0 comments:
Post a Comment